Minggu, 13 September 2015

Diskusi Rutin HI dan Sejarahnya

Pada zaman dahulu, Hubungan Internasional hanya dianggap sebagai sebuah fenomena bukan sebagai subjek akademik. Awalnya, Hubungan Internasional dimulai dengan kegiatan surat – menyurat yang dilakukan oleh raja – raja. Pada zaman tersebut, belum dikenal istilah Hubungan Internasional apalagi istilah negara. Fenomena HI pada zaman kerajaan digunakan untuk hubungan antar kerajaan, seperti kerjasama; perang, menyebarluaskan kekuasaan, dan perebutan budak (Era Sparta). Adapun fenomena HI pada masa sekarang lebih mengacu pada kepentingan ekonomi.

Istilah Hubungan Internasional pertama kali diperkenalkan oleh Jeremy Bentham pada tahun 1789. Kemudian, Hubungan Internasional sebagai subjek akademik diperkenalkan pasca Perang Dunia I tahun 1919 di University of Aberyswyth, Wales (UK). Sedangkan, Hubungan Internasional masuk ke Indonesia pasca revolusi pertama.

Pemikiran HI
Ada tiga Grand Teory dalam pemikiran HI, yaitu Realisme, Liberalisme, dan Strukturalisme.
1.      Realisme
Kaum realis beranggapan bahwa manusia pada dasarnya sangat menginginkan kekuasaan. Mereka akan berkonflik demi kepentingannya. Dalam kaitannya dengan Hubungan Internasional, kaum realis berasumsi bahwa dalam politik dunia terjadi anarki internasional, yakni sistem dimana pemerintahan dunia dianggap tidak ada. Kebijakan luar negeri yang dilakukan semata – mata untuk membentuk dan mempertahankan kepentingan negara. Negara – negara great powers mendominasi politik dunia. Asumsi lainnya, yaitu keamanan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dipegang penuh oleh negara. Tokoh – tokoh realisme yang terkemuka antara lain, Thucydides, Niccolo Machiavelli, Thomas Hobbes, dan Morgenthau.
2.      Liberalisme
Fokus bagi kaum liberalisme adalah individu. Mereka meyakini bahwa akal pikiran manusia dan rasionalitasnya dapat menyelesaikan berbagai masalah internasional. Negara ada untuk menjamin kebebasan warga negara dan menghormati hak – hak warga negara. Tokoh – tokoh liberalisme antara lain, John Locke, Richard Cobden, dll.
3.      Strukturalisme
Teori Marxisme adalah teori yang mengawali lahirnya strukturalisme. Marxisme mengkritisi liberalisme dimana terdapat kelas – kelas sosial dalam masyarakat, yakni kelas borjuis dan proletar. Strukturalisme juga mengarah ke pembagian kelas sosial tersebut, hanya saja ia berpikir secara rasional bahwa kelas – kelas tersebut tidak mungkin dihilangkan. Hal ini yang membedakan dengan teori Marxisme.

Perdebatan HI
Sejak HI menjadi subjek akademik, muncul beberapa perdebatan besar, sebagai berikut:
1.      Liberalisme (Idealis) VS Realisme
Inti pemikiran kaum liberalis pada masa itu adalah menyebarluaskan peradaban demokratis, salah satunya dengan mendirikan Liga Bangsa – bangsa (LBB). Namun, LBB runtuh antara tahun 1930 – 1940. Kaum realisme pun memenangkan perdebatan ini. Realisme menjadi cara berpikir dominan tentang Hubungan Internasional.
2.      Tradisionalisme VS Behavioralisme
Pendekatan tradisionalis menempatkan objek bersama dirinya, nilai dan norma serta pengetahuan. Sedangkan, pendekatan behavioralis objek penelitian berada di luar HI yang dapat diamati dan diukur serta bersifat kuantitatif.
3.      Neorealisme dan Neoliberalisme VS Neo-marxisme
Perdebatan ini merupakan kritikan kaum Neo-marxisme terhadap ekonomi politik internasional yang dipandang oleh kaum Neorealisme dan Neoliberalisme.
4.      Positivisme VS Post Positivisme
Positivisme berpandangan bahwa metode scientific dapat digunakan dalam pendekatan HI dan ilmu sosial lainnya yang menghasilkan objek yang bersifat empiris. Post positivisme menolak sifat empiris ini dan memandang bahwa ilmu pengetahuan tidak sekadar pada metode scientific.

Aktor HI
Aktor – aktor dalam hubungan internasional dapat dibagi menjadi dua, yakni negara dan non-negara. Negara berperan menjalin hubungan internasional dengan negara lain untuk memenuhi kepentingan nasional. Adapun aktor non-negara seperti Non-Government Organization (NGO) misalnya Green Peace, Amnesty International,  Multi National Corporation (MNC) misalnya McDonald (profit oriented), Transnational Cybercrime misalnya ISIS, dan juga individu misalnya melalui  komunikasi lintas negara via Skype.


Note:
Materi diskusi HI dan sejarahnya dibawakan oleh Kak Sirton dan Kak Ani. Kami diskusi di tamsos pada hari Kamis, 10 September 2015 sekitar jam 10 pagi sampai jam 12 siang.

Referensi:

Jackson, R dan Georg Sorensen. 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Teori HI Marxisme dan Strukturalisme (diakses Minggu, 13 September)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik.