Pada zaman dahulu, Hubungan Internasional hanya
dianggap sebagai sebuah fenomena bukan sebagai subjek akademik. Awalnya, Hubungan
Internasional dimulai dengan kegiatan surat – menyurat yang dilakukan oleh raja
– raja. Pada zaman tersebut, belum dikenal istilah Hubungan Internasional
apalagi istilah negara. Fenomena HI pada zaman kerajaan digunakan untuk
hubungan antar kerajaan, seperti kerjasama; perang, menyebarluaskan kekuasaan,
dan perebutan budak (Era Sparta). Adapun fenomena HI pada masa sekarang lebih
mengacu pada kepentingan ekonomi.
Istilah Hubungan Internasional pertama kali
diperkenalkan oleh Jeremy Bentham pada tahun 1789. Kemudian, Hubungan
Internasional sebagai subjek akademik diperkenalkan pasca Perang Dunia I tahun
1919 di University of Aberyswyth, Wales (UK). Sedangkan, Hubungan Internasional
masuk ke Indonesia pasca revolusi pertama.
Ada tiga Grand
Teory dalam pemikiran HI, yaitu Realisme, Liberalisme, dan Strukturalisme.
1. Realisme
Kaum
realis beranggapan bahwa manusia pada dasarnya sangat menginginkan kekuasaan.
Mereka akan berkonflik demi kepentingannya. Dalam kaitannya dengan Hubungan
Internasional, kaum realis berasumsi bahwa dalam politik dunia terjadi anarki
internasional, yakni sistem dimana pemerintahan dunia dianggap tidak ada.
Kebijakan luar negeri yang dilakukan semata – mata untuk membentuk dan
mempertahankan kepentingan negara. Negara – negara great powers mendominasi politik dunia. Asumsi lainnya, yaitu
keamanan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dipegang penuh oleh negara.
Tokoh – tokoh realisme yang terkemuka antara lain, Thucydides, Niccolo
Machiavelli, Thomas Hobbes, dan Morgenthau.
2. Liberalisme
Fokus
bagi kaum liberalisme adalah individu. Mereka meyakini bahwa akal pikiran
manusia dan rasionalitasnya dapat menyelesaikan berbagai masalah internasional.
Negara ada untuk menjamin kebebasan warga negara dan menghormati hak – hak
warga negara. Tokoh – tokoh liberalisme antara lain, John Locke, Richard
Cobden, dll.
3. Strukturalisme
Teori
Marxisme adalah teori yang mengawali lahirnya strukturalisme. Marxisme
mengkritisi liberalisme dimana terdapat kelas – kelas sosial dalam masyarakat,
yakni kelas borjuis dan proletar. Strukturalisme juga mengarah ke pembagian
kelas sosial tersebut, hanya saja ia berpikir secara rasional bahwa kelas –
kelas tersebut tidak mungkin dihilangkan. Hal ini yang membedakan dengan teori
Marxisme.
Perdebatan HI
Sejak
HI menjadi subjek akademik, muncul beberapa perdebatan besar, sebagai berikut:
1. Liberalisme
(Idealis) VS Realisme
Inti pemikiran kaum liberalis pada
masa itu adalah menyebarluaskan peradaban demokratis, salah satunya dengan
mendirikan Liga Bangsa – bangsa (LBB). Namun, LBB runtuh antara tahun 1930 –
1940. Kaum realisme pun memenangkan perdebatan ini. Realisme menjadi cara
berpikir dominan tentang Hubungan Internasional.
2. Tradisionalisme
VS Behavioralisme
Pendekatan tradisionalis menempatkan
objek bersama dirinya, nilai dan norma serta pengetahuan. Sedangkan, pendekatan
behavioralis objek penelitian berada di luar HI yang dapat diamati dan diukur
serta bersifat kuantitatif.
3. Neorealisme
dan Neoliberalisme VS Neo-marxisme
Perdebatan ini merupakan kritikan
kaum Neo-marxisme terhadap ekonomi politik internasional yang dipandang oleh
kaum Neorealisme dan Neoliberalisme.
4. Positivisme
VS Post Positivisme
Positivisme berpandangan bahwa
metode scientific dapat digunakan dalam pendekatan HI dan ilmu sosial lainnya
yang menghasilkan objek yang bersifat empiris. Post positivisme menolak sifat
empiris ini dan memandang bahwa ilmu pengetahuan tidak sekadar pada metode
scientific.
Aktor HI
Aktor
– aktor dalam hubungan internasional dapat dibagi menjadi dua, yakni negara dan
non-negara. Negara berperan menjalin hubungan internasional dengan negara lain
untuk memenuhi kepentingan nasional. Adapun aktor non-negara seperti Non-Government
Organization (NGO) misalnya Green Peace,
Amnesty International, Multi
National Corporation (MNC) misalnya
McDonald (profit oriented), Transnational Cybercrime misalnya ISIS, dan juga
individu misalnya melalui komunikasi
lintas negara via Skype.
Note:
Materi diskusi HI dan sejarahnya dibawakan oleh Kak
Sirton dan Kak Ani. Kami diskusi di tamsos pada hari Kamis, 10 September 2015
sekitar jam 10 pagi sampai jam 12 siang.
Referensi:
Jackson, R dan Georg Sorensen. 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional:
Teori dan Pendekatan Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik.