Realisme adalah pandangan pesimistis terhadap sikap
dasar manusia. Salah satu sikap penganut realisme adalah skeptisme terhadap
kemajuan politik domestik. Anarki juga sering dikaitkan dengan realisme. Lima
nilai dasar realisme, yaitu keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan, dan
kesejahteraan.
Tokoh
– tokoh realisme:
1. Thucydides
Pemikiran awal Thucydides erat kaitannya dengan
konflik yang terjadi di Yunani Kuno. Peperangan yang melibatkan antar
negara-kota baik yang berkekuatan besar maupun kecil semata – mata demi
mempertahankan dirinya dan menghindarkan diri dari dominasi negara pemenang.
Dalam sejarah kuno banyak negara – negara baik yang berkekuatan besar maupun
kecil dihancurkan karena tidak mampu beradaptasi terhadap keadaan alaminya. Maksudnya,
setiap negara harus menyadari kekuatan perangnya dan mengatur dirinya misalnya
dengan perimbangan kekuatan. Menurut Thucydides, setiap pilihan mempunyai
konsekuensi sehingga pembuat keputusan harus berhati – hati dalam memikirkan
jalan terbaik demi keamanan dan
keselamatan bangsa.
2. Niccolo Machiavelli
Machiavelli menganalogikan bahwa suatu negara
membutuhkan kekuatan (Singa) dan penipuan (Rubah) untuk mempertahankan
kekuasaan dan menjamin kelangsungan hidupnya. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan
kekuatan agar suatu negara dapat menjamin keselamatan dan keamanan bangsanya
serta tidak didominasi oleh negara lain. Sedangkan kecerdikan dan kepandaian
mutlak diperlukan oleh penguasa agar dapat memutuskan kebijakan yang
menguntungkan dan melihat berbagai macam ancaman.
3. Thomas Hobbes
Hobbes mengasumsikan bahwa pada dasarnya suatu
negara dibentuk bukan oleh intelegensi tetapi oleh keinginan (emosi). Terdapat
“keadaan alami” dimana terjadi “perang” antar manusia. Semua orang dianggap
berbahaya dan muncul ketakutan diantara mereka. Mereka khawatir akan
keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itu, mereka bekerja untuk menjauhkan
perang tersebut. Negara pun terbentuk atas dasar emosi. Mereka ingin menerapkan
perdamaian dan ketertiban sehingga mereka aman dari konflik internal dan
ancaman musuh. Pada akhirnya, perdamaian itu akan membawa pada kebahagiaan bagi
mereka. Namun, negara yang terbentuk dibawah pemikiran tersebut akan
menimbulkan keadaan – keadaan alami diantara negara – negara. Hal itu
mengandung “dilema keamanan” dalam politik dunia.
Gambaran
Realisme dari Sebuah Cerita
Pada
suatu malam terjadi kerusuhan di kediaman Jing Anwang. He Xia , tuan muda Jin
Anwang dituduh sebagai pengkhianat. Sebenarnya, kerusuhan tersebut merupakan
rencana Pangeran Su yang sangat membenci Jin Anwang karena kekuatan militernya
yang besar. Pada saat terjadi kerusuhan, Bai Pinting, pelayan setia He Xia terpisah
darinya. Sekarang, Pinting menyamar menjadi pelayan di kediaman Hua di wilayah
Dong Lin.
Suatu hari, Putri Hua meminta
Pinting memainkan qin menggantikan posisinya. Inilah awal mula pertemuan
Pinting dan Chu Beijie, adik penguasa Dong Lin. Setelah memainkan qin, Pinting
berbincang – bincang dengan Chu Beijie. Pada saat peperangan yang lalu, pasukan
He Xia menang, tetapi hanya kemenangan kecil. Ternyata, pasukan Dong Lin
sengaja mundur pada peperangan tersebut karena Chu Beijie tahu bahwa Raja Su sangat
takut kekuasaannya diambil oleh He Xia sehingga dia rela melakukan apa saja
demi melenyapkannya. Chu Beijie menyebut ini adalah kemenangan besar Dong Lin.
Suatu
hari, penyamaran Pinting terbongkar. Namun, Chu Beijie memaafkannya. Dia
akhirnya tinggal di kediaman Chu Beijie. Pada musim semi, Pinting memutuskan
kembali kepada tuannya. Chu Beijie mengejarnya namun dia terkepung oleh pasukan
He Xia. Chu Beijie akhirnya memutuskan gencatan senjata selama lima tahun
dengan Gui Li.
Pinting
tidak dapat membohongi perasaannya. Dia pun memutuskan meninggalkan tuannya dan
pergi ke Bei Mo, tempat tinggal sahabatnya, Yangfeng. Saat itu, Bei Mo dilanda
kepanikan karena pasukan Dong Lin akan menguasai Bei Mo. Dong Lin mengarahkan
ekspansinya ke Bei Mo, kerajaan kecil yang kekuatan militernya dibawah Dong
Lin. Yangfeng membujuk Pinting untuk menjadi ahli strategi militer Bei Mo. Pinting
mengatur siasaat untuk menjebak pasukan Dong Lin. Dia pun terlibat langsung
karena Chu Beijie melihatnya.
Chu Beijie marah dan kecewa pada Pinting. Dia
merasa dikhianati karena Pinting mengingkari janjinya. Dia berkata bahwa
keluarga Chu Beijie tidak akan terluka tapi kenyataannya, dua keponakannya meninggal
akibat keracunan. Chu Beijie pun dituduh ingin melakukan kudeta terhadap raja
yang merupakan kakak kandungnya sendiri.
Semenjak
kepergian Pinting, sikap He Xia perlahan berubah. Dia adalah penyebab meninggalnya
dua pangeran Dong Lin. Awalnya Pinting hanya membuat resep agar keluarga
kerajaan Dong Lin lumpuh sementara. Namun, He Xia bekerja sama dengan Raja Bei
Mo mengubah resep itu menjadi racun yang mematikan. Chu Beijie pun terpaksa
harus menyingkir ke pegunungan dan tidak lagi menjabat sebagai komandan perang
Dong Lin.
Analisis
Realisme
Cerita diatas erat kaitannya dengan teori realisme yang
dikemukakan oleh Machiavelli. Setiap negara membutuhkan kekuatan dan kecerdikan
dalam mengatur strategi perang. Pada awalnya, Gui Li dianggap sebagai pemenang.
Namun, dibalik itu ternyata Dong Lin telah menduga bahwa konflik internal di
Gui Li akan menyingkirkan salah satu jenderal terbaiknya sehingga Dong Lin
berpura – pura kalah. Di lain sisi, konflik personal yang dialami oleh Chu
Beijie membuatnya tidak dapat membuat keputusan yang tepat sehingga Gui Li
menerima gencatan senjata selama lima tahun. Thucydides pernah mengingatkan
pemimpin Athena bahwa setiap pilihan mempunyai konsekuensi sehingga harus
dipikirkan secara hati – hati.
Tujuan Dong Lin melakukan ekspansi ke kerajaan lain
adalah untuk memperluas kekuasaannya. Oleh karena itu, ia meningkatkan kekuatan
militernya agar dapat menjamin keamanan, keselamatan, dan kelangsungan hidup
politiknya. Walaupun begitu, Dong Lin kalah melawan Bei Mo bahkan jenderalnya
dituduh melakukan kudeta. Politik domestik di Dong Lin pun mengalami kebuntuan.
Kerajaan – kerajaan lain bisa memanfaatkan situasi ini untuk menyerang balik
Dong Lin. He Xia pun tampil menjadi jenderal yang sangat cerdik.
Referensi:
Jackson, R dan Georg Sorensen. 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional:
Teori dan Pendekatan Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Note: Cerita diatas diambil dari Light Novel Gu Fang Bu Zi Shang karya Feng Nong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik.